Close Menu
preskon.idpreskon.id
    Facebook X (Twitter) Instagram
    preskon.idpreskon.id
    • Beranda
    • News
    • Ekonomi
    • Sport
    • Lifestyle
      • Kuliner
      • Budaya
      • Kesehatan
    • Berita Foto
    preskon.idpreskon.id
    Home » Pameran Tunggal Ariel Ramadhan ke-6: Pesta Kembang Api di Kedalaman Laut
    News

    Pameran Tunggal Ariel Ramadhan ke-6: Pesta Kembang Api di Kedalaman Laut

    RedaksiBy Redaksi7 Agustus 2025Updated:7 Agustus 20257 Mins Read
    Karya lukis Ariel Ramadhan berjudul "Segara Warna", cat akrilik di atas kanvas, 130x200 cm, 2025
    Share
    Facebook Twitter Pinterest

    PRESKON.ID – Arik S. Wartono, kurator sekaligus pendiri dan pembina Sanggar Daun mengutip puisi George Gordon Byron berjudul “The Dark, Blue Sea”, sebuah puisi tentang kedalaman laut yang berbunyi “The monsters of the deep are made; each zone Obeys thee; thou goest forth, dread, fathomless, alone.”

    Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, penggalan puisi itu kurang lebih begini, “Monster-monster dari kedalaman tercipta; setiap zona tunduk padamu; kau melangkah maju, menakutkan, tak terduga, sendirian.”

    Bagi Arik kutipan puisi tersebut tampaknya cocok untuk mengungkap eksplorasi karya-karya terbaru Ariel Ramadhan, seorang pelukis muda asal Surabaya yang akan menggelar pameran tunggal lukisan bertajuk “Segara Warna” di Galeri Merah Putih, Balai Pemuda Surabaya, 9-14 Agustus 2025.

    Dalam pameran ini, Ariel Ramadhan yang merupakan salah satu siswa didikan Sanggar Daun yang menunjukkan bakat luar biasa dalam seni lukis itu akan mengeksplorasi tema laut dan kehidupan di dalamnya.

    Puisi karya George Gordon Byron, atau lebih dikenal sebagai Lord Byron, seorang penyair Inggris (22 Januari 1788 – 19 April 1824), puisi yang membangkitkan keagungan laut yang abadi dan mengontraskannya dengan sifat fana dari usaha manusia.

    Karya lukis Ariel Ramadhan berjudul “Misteri Lautan Dalam”, 140×80 cm, 2025

    Lord Byron mengungkapkan hubungan yang mendalam dengan alam, menemukan penghiburan dan inspirasi dalam keluasan dan keindahannya yang liar. Kekuatan laut yang tak kenal lelah mengerdilkan upaya manusia, membuat upaya mereka untuk menaklukkan dan mengendalikan menjadi sia-sia.

    Kehidupan planet bumi dimulai dari laut, renik purba yang hidup dan berbiak di laut, lalu bergerak evolutif ke darat, inilah keyakinan dasar teori evolusi. Namun seberapa dalam pengetahuan umat manusia tentang laut? Bahkan kita bangsa Nusantara yang secara geografis lautnya lebih luas dari daratan, dan secara genetis budaya kita bermuasal dari laut.

    “Dalamnya laut dapat diukur, dalamnya hati siapa tahu?”, begitu bunyi peribahasa. Tetapi tetap saja kehidupan di laut terdalam ternyata belum banyak diketahui, masih menjadi misteri besar kehidupan.

    Hal ini sejalan dengan hasil kajian ilmiah yang telah dilakukan oleh Snelgrove, P. V. R., “The deep sea is a vast and largely unexplored environment, with much of its biodiversity remaining undescribed” atau yang jika diterjemahkan lebih kurang begini “Laut dalam adalah lingkungan yang luas dan belum banyak dieksplorasi, dengan sebagian besar keanekaragaman hayatinya masih belum dideskripsikan.”

    Ketidaktahuan itu menakutkan, sekaligus bisa memantik imajinasi, selain melahirkan banyak salah paham dan mitos-mitos. Peradaban umat manusia ternyata sebagian besar justru lahir dari mitos, dari ketidaktahuan purba dan ragam ketakutan yang dipelihara secara indah. Dan karya-karya Ariel Ramadhan sejauh ini memang banyak mengeksplorasi aneka figur makhluk laut yang hampir mirip satwa-makhluk laut dalam dunia mitologi.

    “Sampai hari ini Ariel Ramadhan tetap konsisten tentang laut, karya-karyanya terbarunya dalam pameran tunggalnya kali ini  merupakan sebuah perjalanan mendalam ke dalam dunia seni rupa abstraksi figuratif, atau lebih tepatnya abstrak-represantasional, yang penuh dengan filosofi dan makna,” kata Arik S. Wartono, Kamis (7/8/2025).

    Ariel Ramadhan dan karya lukis terbarunya berjudul “Laut Dalam Tiga Kantong Plastik”, cat akrilik di atas kanvas 100×150 cm, 2025

    Dengan karya-karya yang dipamerkan dalam pameran tunggalnya yang ke-6, Ariel membuktikan dirinya sebagai salah satu seniman muda yang berani melakukan eksplorasi seni lukis abstrak yang agak berbeda dari kebanyakan pelukis Indonesia.

    Karena keterbatasan ruang, untuk pameran tunggalnya yang ke-6 ini Ariel Ramadhan hanya bisa memamerkan 7 karya lukis terbarunya:

    1. “Laut Dalam Tiga Kantong Plastik”, cat akrilik di atas kanvas 100×150 cm, 2025
    2. “Segara Warna”, cat akrilik di atas kanvas, 130×200 cm, 2025
    3. “Kita Hidup Bersama”, cat akrilik di atas kanvas, 200×130 cm, 2025
    4. “Distorsi Lautan”, cat akrilik di atas kanvas, 100×150 cm, 2025
    5. “Nuansa Harmoni”, cat akrilik di atas kanvas, 80×60 cm, 2025
    6. “Yang Kuat yang Berkuasa”, cat akrilik di atas kanvas, 60×80 cm, 2025
    7. “Misteri Lautan Dalam”, 140×80 cm, 2025

    Dalam karya-karyanya, Ariel menunjukkan kemampuan untuk menangkap esensi dari sesuatu yang tidak terlihat, namun sangat terasa. Dengan menggunakan teknik-teknik yang beragam, seperti dripping, splashing, dan penggosokan cat, Ariel menciptakan karya-karya yang tidak hanya indah dipandang, tetapi juga memicu refleksi dan kontemplasi.

    Seperti Jackson Pollock, Mark Rothko, dan Willem de Kooning, Ariel menggunakan abstraksi sebagai sarana untuk mengekspresikan perasaan dan pikiran yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata. Karya-karyanya menjadi sebuah jendela ke dalam jiwa seniman yang menyala dalam dirinya. Melalui karyanya, yang disuguhkan Ariel bukan hanya untuk menghibur mata penikmat karya-lukisnya, lebih dari itu mengajak kita untuk berkontemplasi sekaligus refleksi diri. Karya-karya lukis Ariel Ramadhan menunjukkan kompleksitas dan kedalaman emosi yang manusiawi.

    Pameran ini juga menunjukkan bagaimana Ariel terus mengembangkan dirinya sebagai seniman, dengan mencoba teknik-teknik baru dan memadukan berbagai gaya untuk menciptakan karya-karya yang unik dan inovatif. Dengan demikian, pameran tunggal ke-6 Ariel Ramadhan tidak hanya menjadi sebuah perayaan karya-karya seniman muda berbakat, tetapi juga sebuah refleksi tentang kekuatan seni lukis dalam mengungkapkan kompleksitas manusia dan dunia sekitarnya.

    Melalui pameran ini, kita dapat melihat bagaimana Ariel Ramadhan terus menembus batas-batas kreativitas dan inovasi, membawa kita pada sebuah perjalanan spiritual dan estetika yang mendalam. Karya-karyanya menjadi sebuah undangan untuk kita semua untuk melihat dunia dari perspektif yang berbeda, dan menemukan keindahan dalam kompleksitas dan relativitas.

    Karya lukis Ariel Ramadhan berjudul “Distorsi Lautan”, cat akrilik di atas kanvas, 100×150 cm, 2025

    LUKISAN SEGARA WARNA

    Mari kita bedah salah satu karya Ariel Ramadhan yang menjadi judul pameran tunggalnya kali ini: “Segara Warna”, cat akrilik di atas kanvas, 130×200 cm, 2025.

    Samudera bukan hanya air, melainkan sebuah kosmos yang hidup dan bernapas. Lukisan ini adalah cerminan dari kedalaman yang tak terukur, kehidupan yang kompleks berinteraksi dalam simfoni yang saling bertumpuk nyaris kacau namun harmonis, gelombang energi tak berujung. Kedalaman laut tetap misteri sampai hari ini, wujud-wujud kehidupan laut muncul dengan kejutan.

    Beberapa satwa laut meluncur dengan gesit, sebagian lagi berperilaku lebih tenang bahkan banyak diam. Lumba-lumba dan walrus tampaknya dalam karya ini tampil bukan sebagai predator, melainkan sebagai penari yang elegan di antara alga dan karang yang beraneka warna. Penyu dan kura-kura juga berenang dengan damai, membawa kebijaksanaan zaman kuno di cangkang mereka yang bergaris-garis. Cumi-cumi dan ubur-ubur melayang-layang, dengan tentakel-tentakel mereka yang melambai-lambai.

    Warna adalah bahasa utama dalam “Segara Warna” Biru tua dan biru kehijauan yang intens berpadu dengan ledakan warna-warni seperti kuning cerah, merah marun, oranye membara, dan pink yang mengejutkan. Percikan-percikan warna ini tidak sekadar hiasan, melainkan detak jantung dari ekosistem yang semarak di luasnya samudra. Mereka melambangkan siklus kehidupan, kematian, dan kelahiran kembali yang tak pernah berhenti.

    Melalui karyanya, Ariel Ramadhan seolah mengajak kita merenung, bahwa di balik semua “kekacauan” dengan visual garis, warna dan bentuk yang saling bertumpuk-bersilangan, bahkan seperti pesta kembang api di kedalaman laut, ada sebuah keseimbangan yang halus. Setiap makhluk, setiap sapuan warna, dan setiap garis yang tumpang tindih memiliki tempatnya masing-masing.

    Ariel Ramadhan, pelukis muda asal Surabaya hasil didikan Sanggar Daun

    Seperti yang telah diungkap oleh Levin L..A. dalam sebuah jurnal ilmiah tentang laut dalam: “The deep ocean is a critical component of the Earth’s system, playing a key role in the global carbon cycle, ocean circulation, and marine biodiversity”  yang jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, “Laut dalam merupakan komponen penting dari sistem Bumi, yang memainkan peran kunci dalam siklus karbon global, sirkulasi laut, dan keanekaragaman hayati laut.”

    Karya-karya terbarunya yang disuguhkan dalam pameran tunggal yang ke-6 ini Ariel Ramadhan mengajak kita untuk merenung, bahwa di alam semesta ini, keindahan sering kali ditemukan di tengah-tengah kekacauan, dan kehidupan yang paling kaya adalah yang paling beragam. “Segara Warna” adalah sebuah pengingat bahwa lautan dan alam semesta adalah satu, sebuah entitas yang misterius, indah, sekaligus menawarkan banyak relativitas yang nir-batas. (*)

    Referensi:

    [1] Situs web PoetryVerse, “The Dark, Blue Sea” – Lord Byron

    [2] Snelgrove, P. V. R., et al. (2017). The magnitude and impact of the 21st century ocean’s biodiversity crisis. Marine Biodiversity, 47(2), 267-278.

    [3] Levin, L. A., et al. (2019). Defining “serious harm” to the marine environment in the context of deep-seabed mining. Marine Policy, 102, 244-253.

    Ariel Ramadhan Balai Pemuda Surabaya Galeri Merah Putih Sanggar Daun
    Share. Facebook Twitter Pinterest WhatsApp
    Previous ArticleCatatan Pameran Lukisan Tunggal ke-6 Ariel Ramadhan, Bermain Intuisi dalam Ruang Imaji
    Next Article Laga Perdana BRI Super League, Persebaya Justru Kalah dari PSIM Yogyakarta

    Related Posts

    Reno Yoga Pratama Raih Penghargaan Top Skor di Turnamen Sindogres Cup 2025 KU-14

    30 September 2025

    Persaingan Turnamen Sindogres Cup 2025 Ketat, Tuan Rumah Hanya Runner Up

    16 September 2025

    Tahan Imbang Metal, Timber Juara Glosterian Internal Tournament Cup 2025

    14 September 2025
    TERKINI

    Reno Yoga Pratama Raih Penghargaan Top Skor di Turnamen Sindogres Cup 2025 KU-14

    30 September 2025

    Persaingan Turnamen Sindogres Cup 2025 Ketat, Tuan Rumah Hanya Runner Up

    16 September 2025

    Tahan Imbang Metal, Timber Juara Glosterian Internal Tournament Cup 2025

    14 September 2025

    Turnamen Sindogres Cup 2025 Kian Profesional dengan Kehadiran Staf Strategi Public Relations Digital

    9 September 2025
    Facebook X (Twitter) Instagram Pinterest
    © 2025 Preskon.id Designed by Preskon.id.

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.