Close Menu
preskon.idpreskon.id
    Facebook X (Twitter) Instagram
    preskon.idpreskon.id
    • Beranda
    • News
    • Ekonomi
    • Sport
    • Lifestyle
      • Kuliner
      • Budaya
      • Kesehatan
    • Berita Foto
    preskon.idpreskon.id
    Home » Pelukis Cilik Surabaya, Azzahra Adiva, Bakal Gelar Pameran Tunggal Dunia Anak Dunia Bermain
    News

    Pelukis Cilik Surabaya, Azzahra Adiva, Bakal Gelar Pameran Tunggal Dunia Anak Dunia Bermain

    RedaksiBy Redaksi25 Juli 20255 Mins Read
    Azzahra Adiva diantara karya lukisnya yang akan dimaperkan di Galeri Merah Putih Balai Pemuda Surabaya. (FOTO: Dok. Sanggar DAUN)
    Share
    Facebook Twitter Pinterest

    PRESKON.ID – Salah satu pelukis cilik asal Kota Surabaya, Azzahra Adiva, bakal menggelar pameran tunggal yang diberi judul Dunia Anak Dunia Bermain (Bulan Berpelukan dengan Kucing) di Galeri Merah Putih Balai Pemuda Surabaya pada 26-31 Juli 2025.

    Tema di atas diambil karena hampir di setiap karyanyanya, pelukis berusia 6 tahun itu menghadirkan obyek kucing dari berbagai angel dengan sapuan ekspresif dan spontan. Baginya kucing adalah binatang kesayangan, tak heran jika ia memperlakukan binatang tersebut secara istimewa.

    Saiful Hadjar, seorang pekerja seni di Surabaya yang menjadi salah satu penulis dalam pameran ini menyebut jika Azzahra Adiva salah satu pelukis cilik Surabaya yang juga menjadi salah satu siswa di sanggar DAUN itu sangat beruntung di antara beberapa pelukis cilik di kotanya.

    “Beruntung karena ia punya orang tua dan guru sanggar yang memiliki pemahaman dunia seni rupa khususnya seni lukis secara kompleks. Tidak sebatas belajar seni lukis sekadar mengejar eksistensi untuk anak menjadi seniman, atau bahkan sekadar menyalurkan bakat anak secara dangkal,” kata Saiful Hadjar, Selasa (22/7/2025).

    Menurutnya belajar seni rupa khususnya lukis akan memiliki perspektif yang jauh tergantung dari cara  memaknai anak sebagai subyek yang kreatif dan cara mengaplikasikan pemahaman tersebut dalam bentuk kegiatan berkesenian yakni melukis.

    Bicara tentang dunia anak tidak lain adalah dunia bermain. Saiful juga mengutip pernyataan Johan Huizinga yang menyebut bahwa permainan sebagai salah satu unsur kerohanian yang paling fundamental dari kehidupan.

    “Setiap anak memiliki kecenderungan senang bermain. Bermain mengandung aspek kegembiraan, kelegaan, penikmatan yang intensif, bebas dari kekangan atau kedukaan, berproses emansipatorik. Hal itu hanya tercapai dalam alam dan suasana kemerdekaan. Tentunya anak yang tidak merdeka tidak dapat bermain spontan, lepas, gembira dan puas,” ujarnya.

    Begitu juga seni rupa dalam konteks bermain menjadi sebuah kompetisi, festival atau sejenisnya ada aturannya, mengingat kemerdekaan dalam seni rupa bisa bermekaran karena adanya keterikatan yang dijalani secara ikhlas dan suka rela demi suatu nilai yang tinggi, tidak dikuasai motif-motif ekstrem yang bukan bermain lagi, seperti bisnis, politik, kesombongan, gengsi, tidak sportif dan sebagainya.

    Adalah kekuasaan-kekuasaan yang rasional tidak lagi bertujuan menjunjung nilai-nilai, yang sudah luntur dari kalangan dunia seni maupun kepariwisataan, tinggal formalitas berbungkus seni budaya. Sementara kebudayaan sejatinya adalah pendidikan, mencipta ruang bermain sebagai sistem berpikir (ideologi) dalam proses menyempurnakan  harkat dan martabat kemanusiaan, membangun peradaban seiring dengan tantangan zaman.

    Saiful melanjutkan fenomena di atas tercermin pada karya-karya Azzahra Adiva yang mengeksplor bidang kanvas, terlihat sangat ekspresif, menghadirkan obyek, warna, bentuk, nuansa dan sebaginya memberi kesan yang liar, bebas, dan tanpa beban dari jiwa yang  merdeka.

    Semuanya didapat dari pembekalan di sanggar DAUN yang mengembangkan metode bebas, mengikuti kemampuan potensi dasar yang dimiliki anak didik. Selain itu orang tua membekalinya dengan alat-bahan seperti cat akrilik, kuas, kanvas dan berbagai macam media lukis yang berkualitas.

    Bertolak dari kesadaran dan pemahaman yang dimiliki pembina sanggar dan orang tua, sebagai modal utama memberi pemahaman seni rupa (lukisan): bahwa dunia anak merupakan dunia bermain, yakni mendidik anak dengan memberi ruang merdeka di dunianya yang diimpikan. John Dewey bahkan menyebut, pendidikan adalah menyiapkan anak-anak untuk hidup, bukan hanya untuk bekerja.

    Berkat latihannya yang intens dan produktivitas yang tinggi, Azzahra Adiva menghasilkan karya-karya lukisan cat akrilik di atas kanvas dengan berbagai ukuran. Dirinya telah mengikuti beberapa kali pameran bersama pelukis senior dan mendapat penghargaan dari kompetisi melukis internasional: Picasso Internasional Art Contest Category Creative Brilliance 2025 (Gold Artist).

    Kalau menengok jam terbang Azzahra, sebenarnya relatif masih pendek. Namun dalam dunia kreatif, namanya jam terbang tidak hanya dilihat dari lamanya waktu berkecimpung. Mengingat kematangan seorang atau katakanlah “calon seniman” ditentukan oleh kemampuan diri memahami proses kreatif yang dilakukan secara intens, bisa dicapai dengan waktu singkat, seperti yang dicapai Azzahra Adiva dalam waktu setahun belajar di sanggar DAUN.

    “Mari kita tengok karya-karya Azzahra Adiva, kesan pertama melihatnya, obyek kucing binatang kesayangannya mendapat perlakukan istimewa. Hampir setiap karyanya tidak lupa menghadirkan kucing dengan berbagai angel. Menghadirkan background dengan sapuan ekspresif dan spontan,” ujarnya.

    Saiful menilai warna gelap-terang yang berdekatan atau hampir bersamaan jenis warnanya pada karya Azzahra seakan menghadirkan sebuah adegan “bulan berpelukan dengan kucing”, disertai beberapa kucing ada di berbagai sudut dan berbagai ekspresi, misalnya ada kucing yang matanya membelalak dan ada pula yang memicingkan mata, diikuti dengan kehidupan tumbuhan dan berbagi obyek pilihannya.

    “Semuanya dalam kesatuan bahasa ungkap yang naif, memberi kesan lembut, terang, romantis dan imajinatif. Perhatikan lukisannya yang berjudul “Dunia Kucing #1″ (2025) dan Dunia Kucing #2” (2025),” ucapnya.

    Berikutnya karya Azzahra Adiva tentang kehidupan seorang peri yang berdampingan dengan lingkungan tikus. Juga ada dua ekor naga berdempetan mengusiknya, dan sebuah planet berada di atas peri, dieksplor dengan warna kuning, ungu, kecoklatan dan sedikit putih, saling bertindihan dengan sapuan terlihat transparan di beberapa bagian, spontan, kuat dan dinamis, memberi kesan keceriaan yang mengendap: “Naga Yang Usil. (2025)” Karya-karya Azzahra Adiva bisa dibilang sangat menarik.

     

    Memperhatikan karyanya satu persatu dalam jumlah yang banyak, di antaranya berjudul: “Pintu Mimpi di Kasur” (2025), “Belajar dan Bermain” (2025), “Tata Surya Versiku” (2025), “Penyelidikan Kasus Bawah Tanah” (2025) dan sebagainya. Azzahra Adiva termasuk pelukis cilik yang kaya observasi dan penuh gairah.

     

    Bahasa ungkap visual yang naif dilakukan secara intens telah menumbuhkan kepercayaan diri yang merdeka, menemukan kebebasan yang bisa memenuhi kebutuhan jiwanya dalam bermain di atas kanvas, terlihat lancar tanpa beban. Begitu piawainya membebaskan dirinya dari keraguan, berekspresi dalam pengembaraan ruang imajinasi.

     

    “Proses kreatif dalam karya-karya lukis yang dilakukan oleh Azzahra tidak sebatas ia ingin pandai melukis, lebih jauh membangun  kepribadian lewat bermain dalam konteks kebudayaan, dengan harapan menjadi manusia interdisipliner mengarungi perkembangan peradaban di sepanjang zaman,” pungkas Saiful.

    Azzahra Adiva Balai Pemuda Surabaya Galeri Merah Putih Sanggar Daun
    Share. Facebook Twitter Pinterest WhatsApp
    Previous ArticleBupati Gresik Ajak Guru Sekolah Rakyat Studi Tiru ke CT Arsa Foundation
    Next Article SIG Ubah Limbah Ternak Sapi Jadi Sumber Peningkatan Ekonomi Masyarakat

    Related Posts

    Reno Yoga Pratama Raih Penghargaan Top Skor di Turnamen Sindogres Cup 2025 KU-14

    30 September 2025

    Persaingan Turnamen Sindogres Cup 2025 Ketat, Tuan Rumah Hanya Runner Up

    16 September 2025

    Tahan Imbang Metal, Timber Juara Glosterian Internal Tournament Cup 2025

    14 September 2025
    TERKINI

    Reno Yoga Pratama Raih Penghargaan Top Skor di Turnamen Sindogres Cup 2025 KU-14

    30 September 2025

    Persaingan Turnamen Sindogres Cup 2025 Ketat, Tuan Rumah Hanya Runner Up

    16 September 2025

    Tahan Imbang Metal, Timber Juara Glosterian Internal Tournament Cup 2025

    14 September 2025

    Turnamen Sindogres Cup 2025 Kian Profesional dengan Kehadiran Staf Strategi Public Relations Digital

    9 September 2025
    Facebook X (Twitter) Instagram Pinterest
    © 2025 Preskon.id Designed by Preskon.id.

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.