PRESKON.ID – Dr. Era Catur Prasetya, SpKJ membagikan strategi pencegahan adiksi saat dirinya tampil sebagai pembicara di Forum Capacity Building ke-8 untuk Organisasi Pencegahan Kecanduan Sedunia yang diselenggarakan di Istanbul Turki awal Mei 2025.
Acara ini diselenggarakan oleh International Federation Of Green Crescent (IFGC) atau yang di Turki lebih dikenal dengan nama Yesilay. Organisasi Yesilay telah berdiri sejak tahun 1921 dan memiliki anggota lebih dari 65 negara di seluruh dunia.
Dalam kesempatan itu dr. Catur juga menyoroti berbagai permasalahan adiksi yang masih dianggap hal biasa oleh masyarakat Indonesia.
Dalam paparannya, dr. Catur menekankan bahwa adiksi zat seperti rokok dan vape, serta adiksi perilaku seperti judi patologis dan kecanduan game, masih sering dianggap sebagai masalah sepele.
“Banyak masyarakat yang tidak terdorong untuk berhenti dan beberapa yakin bisa berhenti sendiri. Padahal adiksi adalah penyakit yang butuh bantuan profesional agar pulih dari ketergantungannya,” ujar dr. Catur.
Dokter spesialis kejiwaan ini secara khusus membahas tantangan yang dihadapi Indonesia dalam penanganan adiksi, terutama terkait ketiadaan preparat pengganti nikotin yang dapat digunakan sebagai alternatif saat gejala putus zat (withdrawal) terjadi.
Menghadapi kondisi tersebut, Dr. Catur menegaskan bahwa langkah pencegahan menjadi salah satu kunci utama dalam menangani permasalahan adiksi di Indonesia.
“Gerakan keluarga dan penguatan nilai menjadi hal yang harus dinormalisasi, bukan sekadar omong kosong,” tegas dr. Catur.
Beliau menyampaikan beberapa strategi pencegahan adiksi yang dapat diterapkan di Indonesia, dengan menekankan pentingnya pendekatan komprehensif yang melibatkan keluarga, komunitas, dan institusi kesehatan.
Sebagai tambahan informasi, Forum Capacity Building ke-8 ini dihadiri ratusan profesional kesehatan dan pemangku kebijakan dari berbagai negara. Pertemuan ini bertujuan untuk memperkuat kapasitas organisasi-organisasi yang bergerak dalam bidang pencegahan kecanduan di seluruh dunia, serta membangun jaringan kolaborasi internasional untuk mengatasi permasalahan adiksi secara global.