PRESKON.ID – Fotografer asal Gresik Arik S. Wartono berhasil mengabadikan momen munculnya Lintang Kemukus. Arik mengabadikan momen tersebut menggunakan kamera Nikon D810, lensa 70-200mm, ISO 3200, f2.8, 10 detik pada Senin (30/9/2024), pukul 4.05 Wib, di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah.
Arik yang juga pendiri Sanggar Daun mengatakan bahwa pada akhir September hingga pertengahan Oktober tahun 1965, langit fajar Indonesia dengan jelas menyaksikan lintasan Komet Ikeya-Seki (C/1965 S1), yang disebut sebagai salah satu komet paling terang pada abad ini.
“Pada akhir September hingga 6 Oktober 2024 langit fajar Indonesia kembali dilintasi komet atau lintang kemukus, yakni Komet C/2023 A3 (Tsuchinshan-ATLAS),” kata Arik, Rabu (2/10/2024).
Pria lulusan Seni Rupa Unesa itu melanjutkan, Komet C/2023 A3 (Tsuchinshan-ATLAS) tidak seterang Komet Ikeya-Seki (C/1965 S1), namun momentumnya sama persis, dan semua orang bisa menyaksikannya dengan mata telanjang ketika fajar hingga selepas subuh sampai sekitar pukul 4.30 atau maksimal 5.00 WIB.
“Hanya saja untuk menyaksikan Komet C/2023 A3 (Tsuchinshan-ATLAS) sebaiknya dilakukan di lokasi yang minim polusi cahaya, bisa di gunung atau pantai yang jauh dari lampu pemukiman penduduk, muncul pada sisi langit timur, tepatnya +10° dari langit timur, Magnitudo visial +1,55 hingga +1,46 (semakin rendah Magnitudo visual semakin cerah),” ucapnya.
Arik juga menjelaskan jika Komet C/2023 A3 (Tsuchinshan-ATLAS) ditemukan oleh Asteroid Terrestrial-impact Last Alert System (ATLAS) pada 22 Februari 2023 dan juga diamati secara independen beberapa minggu sebelumnya pada Januari 2023 di Observatorium Tiongkok Tsuchinshan (Observatorium Purple Mountain dari Chinese Academy of Sciences).
Sebutan resmi mencakup Tsuchinshan dan ATLAS karena pengamatan independen ini. Orbit retrograde-nya, yang berarti bergerak berlawanan arah dengan sebagian besar objek tata surya utama, seperti parabola dengan jarak perihelion 0,39 unit astronomi (AU).
“Komet C/2023 A3 (Tsuchinshan-ATLAS) terkenal dan diamati secara aktif karena, berdasarkan estimasi saat ini, ia dapat menjadi cukup terang untuk dapat dilihat dengan mata telanjang selama lintasan perihelionnya antara September dan Oktober 2024,” pungkasnya. (esef/*)